Naiknya harga
minyak bumi di pasar global, menjadikan harga minyak tanah sebagai konsumsi
publik yang paling besar, langka dan mahal di pasaran. Masyarakat kita yang
didominasi kalangan menengah ke bawah paling merasakan dampaknya dan ternyata
menjadi gambaran kesulitan ekonomi Indonesia saat ini. Kesulitan itu tidak
hanya sampai disitu, kenaikan harga minyak bumi juga menyebabkan seluruh harga
perdagangan barang dan jasa juga naik.
Briket
merupakan suatu bahan bakar padat yang dibentuk dari hasil pencampuran
pengarangan limbah organik dengan perekat dan zat zat lain sehingga mampu
berguna dalam pembakaran. Pembuatan briket arang dapat menjadi salah satu
alternatif yang menjawab kesulitan bahan bakar minyak tanah.
·
Peralatan
yang dibutuhkan (Sederhana)
1. Kulit
Kacang (Limbah)
2. Tong
Besi (Tempat Pembakaran)
3. Cetakan
pembentuk Briket
4. Tepung
Kanji ( yang kemudian akan dijadikan Lem/ Lem Kanji)
5. Etanol
75% atau 95 % (digunakan sebagai campuran untuk membuat Lem Kanji)
6. Air
Panas (digunakan sebagai campuran untuk membuat Lem Kanji)
·
Proses
Pembuatan
Pembuatan
briket kulit kacang itu dimulai dengan pembakaran. Setelah menjadi arang, kulit
kacang yang masih berbentuk utuh lantas digiling. Proses selanjutnya, serbuk
arang kulit kacang itu dicampur dengan adonan lem kanji, kemudian dipres untuk
dicetak. Pencampuran antara adonan serbuk kulit kacang dengan lem kanji
membutuhkan perbandingan 10:1, jadi setiap 10 kilogram serbuk kulit kacang
membutuhkan satu kilogram lem kanji agar bisa dipres menjadi cetakan briket
yang diinginkan. Setelah briket dicetak, lantas dijemur hingga kering.
Dari keseluruhan
proses produksi briket limbah sampah organik itu, pembakaranlah yang memakan
waktu cukup lama, kurang lebih sekitar dua hingga dua setengah jam. Saat
dilakukan pembakaran itu, kita harus benar-benar memerhatikan keseluruhan
prosesnya, tidak bisa ditinggal karena- harus terus-menerus diawasi, jangan
sampai apinya mati sebab nanti akan gagal. Akan tetapi api itu juga -tidak
boleh dibiarkan hidup (membesar) karena kulit kacang yang dibakar akan menjadi
abu, kalau sudah jadi abu tidak bisa dibikin menjadi serbuk. Gampang-gampang
susah, memang. Untuk itu dirinya harus selalu mengamati dengan teliti ketika
proses pembakaran itu tengah berlangsung melalui asap yang dihasilkan dari
pembakaran tersebut.
·
Jenis Briket
1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih
dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi
zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan
serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya
produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen
sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga
serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi
sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat
terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih
baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran
yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis
terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk
industri kecil.
·
Jenis dan Ukuran Briket
1. Bentuk telur : sebesar telur ayam
2. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah
(Briket bentuk telur cocok untuk
keperluan rumah tangga atau rumah makan, sedangkan bentuk kubus dan selinder
digunakan untuk kalangan industri kecil/menengah.)1. Bentuk telur : sebesar telur ayam
2. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah
·
Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket
Penggunaan
|
Minyak Tanah
|
Briket
|
Penghematan
|
Rumah tangga; 3 ltr/hari
|
Rp. 9000/hari
|
Rp. 5400/hari
|
Rp. 3600/hari
|
Warung Makan; 10 ltr/hari
|
Rp. 30.000/hari
|
Rp. 18.000/hari
|
Rp. 12.000/hari
|
Industri Kecil
|
Rp. 75.000/hari
|
Rp. 45.000/hari
|
Rp. 30.000/hari
|
·
Product
dan Pemasaran
Sebuah briket bisa
menyala hingga 30 menit dengan suhu rata-rata 60 derajat Celsius. Dalam jumlah
massal, satu kilogram briket bisa digunakan untuk memasak lebih dari empat jam.
Waktu yang sama apabila memasak menggunakan kompor minyak tanah. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa nilai ekoeffisiensi dari briket cukup besar
sehingga mengurngi biaya pengeluaran dalam pengoperasiaannya, selain itu dengan
menggunakan kulit kacang ini merupakan penggunaan ulang(Reuse) dari bahan
limbah yang terbuang (Waste Product) sehingga selain mengurangi limbah (Reduce)
Di satu sisi bisa mengurangi pencemaran lingkungan dan di sisi lain dapat
menghasilkan uang. Satu kilogram briket berisi 20-25 biji dan dapat dijual Rp 1.500 s/d Rp. 2.500 sesuai harga
pasaran.
_____SEMOGA
BERMANFAAT_____
0 Response to "Pengelolaan Limbah Kulit Kacang Menjadi Energi Briket"
Post a Comment