struktur sistem pakar
contoh sistem pakar
materi sistem pakar
manfaat sistem pakar
komponen sistem pakar
cara kerja sistem pakar
sistem pakar dalam sistem informasi manajemen
pengertian sistem pakar menurut para ahli
1.
SISTEM PAKAR
Secara umum,
sistem pakar (Expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang
agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari
para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah
yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para
ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai
asisten yang sangat berpengalaman.
Sistem pakar
pertama kali dikembangkan oleh komunitas Artificial Intellegence (AI)
pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-pupose
Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. GPS (dan
program-program yang serupa) ini mengalami kegagalan dikarenakan cakupannya
terlalu luas sehingga terkadang justru meninggalkan pengetahuan-pengetahuan
penting yang seharusnya disediakan.
Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat,
beberapa contoh diantaranya terlihat pada tabel berikut : (Kusumadewi, 2001)
Sistem pakar
|
Kegunaan
|
MYCIN
|
Diagnosis penyakit
|
DENDRAL
|
Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak
dikenal
|
XCON & XSEL
|
Membantu konfigurasi sistem komputer besar
|
SOPHIE
|
Analisis sirkit elektronik
|
Prospector
|
Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan
menemukan deposit
|
FOLIO
|
Membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam
hal stok broker dan investasi
|
DELTA
|
Pemeliharaan lokomotif listrik diesel
|
2. KONSEP DASAR SISTEM PAKAR
Menurut Turban(1995) konsep dasar
sistem pakar mengandung keahlian (expertise), pakar (expert),
pengalihan keahlian (transfering expertise), inferensi (inferencing),
aturan (rules) dan kemampuan menjelaskan (explanation capability).
Keahlian (expertise) adalah
suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari
pelatihan, membaca atau pengalaman. Pengetahuan tersebut memungkinkan para ahli
untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang
yang bukan ahli.
Pakar (Expert) adalah
seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru
seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika
dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan
tidaknya keahlian mereka.
Pengalihan keahlian (transfering
expertise) dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke
orang lain yang bukan ahli, hal inilah yang merupakan tujuan utama dari sistem
pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :
1. Tambahan pengetahuan (dari para ahli
atau sumber-sumber lainnya)
2. Representasi pengetahuan (ke
komputer)
3. Inferensi pengetahuan
4. dan pengalihan pengetahuan ke user.
Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama
basis pengetahuan. Ada
dua tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).
Salah satu
fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar,
Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah
tersedia program yang mampu mengakses basisdata, maka komputer harus dapat
diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk
motor inferensi (inference engine)
Sebagian
besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule based systems,
yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan tersebut
biasanya berbentuk IF-THEN.
Fitur lainnya dari sistem pakar
adalah kemampuan untuk memberikan nasehat atau merekomendasi. Kemampuan inilah
yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional.
3. Struktur Sistem
Pakar
![]() |
Gambar 2.1. Arsitektur Sistem
Pakar (Turban,1995).
Menurut Turban(1995), sistem pakar
terdiri dari dua bagian pokok, yaitu : lingkungan pengembangan (development
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).
Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi
pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan
oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.
Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar seperti pada
Gambar 2.1 sebagai berikut :
1. Subsistem penambahan pengetahuan.
Bagian ini digunakan untuk memasukkan
pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis
pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku, basisdata,
penelitian, dan gambar.
2. Basis pengetahuan.
Berisi pengetahuan-pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah
3. Motor Inferensi (inference engine).
Program yang berisi metodologi yang
digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis
pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi. Ada 3 elemen utama dalam
motor inferensi, yaitu :
a.
Interpreter :
mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan
dalam basis pengetahuan yang sesuai.
b. Scheduler : akan mengontrol agenda
c.
Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi
yang bersifat darurat
4. Workspace
Merupakan area dalam memori yang
digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan
sementara. Ada
3 tipe keputusan yang dapat direkam yaitu :
a.
Rencana
: bagaimana menghadapi masalah
b. Agenda : aksi-aksi yang potensial
yang sedang menunggu untuk dieksekusi
c.
Solusi
: calon aksi yang akan dibangkitkan
5. Antarmuka
Digunakan untuk media
komunikasi antara user dan program
6. Subsistem penjelasan
Digunakan untuk melacak respon dan
memberikan penjelasan tentang kelakukan sistem pakar secara interaktif melalui
pertanyaan :
-
Mengapa
suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?
-
Bagaimana
konklusi dicapai?
-
Mengapa
ada alternatif yang dibatalkan?
-
Rencana
apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?
7. Perbaikan.
Sistem ini digunakan untuk
mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah
pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.
4. BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE)
Basis pengetahuan berisi
pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja di dalam domain
tertentu. Ada 2
bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu :
a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based
Reasoning)
Pada penalaran berbasis aturan,
pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN.
Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada
suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut
secara berurutan. Disamping itu bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan
penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi.
b. Penalaran berbasis kasus (Case-Based
Reasoning)
Pada penalaran berbasis kasus, basis
pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian
akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang
ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak
lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga
digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu
dalam basis pengetahuan.
5. MOTOR INFERENSI (INFERENCE ENGINE)
Mesin inferensi adalah bagian yang
mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang
digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah
tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan terbaik.
Secara deduktif mesin inferensi
memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan
demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaan pemakai meskipun jawaban tersebut
tidak tersimpulkan secara eksplisit di dalam basis pengetahuan. Mesin inferensi
memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan
dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
1. Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan
dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai
dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis. Gambar 2.2 menunjukkan
diagram Forward chaining.
![]() |
Gambar 2.2. Diagram
Forward Chaining
2. Backward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan
dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran
dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis
tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.(Gambar 2.3)
![]() |
Gambar 2.3. Diagram
Backward Chaining
Kedua
metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu Depth-first
search, Breadth-first search dan Best-first search.
- Breadth-first search, Pencarian dimulai dari
simpul akar terus ke level 1 dari kiri ke kanan dalam 1 level sebelum
berpindah ke level berikutnya. Gambar 2.4 menunjukkan breadth first
search pada suatu pohon 2 level.
![]() |
Gambar 2.4. Pohon Breadth First Search
Keuntungan BFS:
- Breadth first search tidak akan menemui jalan
buntu.
- Jika ada 1 solusi maka breadth first search akan
menemukannya. Jika terdapat lebih dari 1 solusi, maka solusi minimum akan
ditemukan.
Kelemahan BFS:
1.
Membutuhkan memori yang cukup besar, karena menyimpan
semua simpul dalam suatu pohon.
2.
Membutuhkan waktu yang cukup lama, karena akan menguji
n level untuk mendapatkan solusi pada level yang ke-(n+1).
- Depth-first search, Pencarian dimulai dari
simpul akar ke level yang lebih tinggi. Proses ini dilakukan terus hingga
solusinya ditemukan atau jika menemui jalan buntu. Gambar 2.5 menunjukkan
suatu pohon depth first search.
![]() |
|||
|
|||
Gambar 2.5. Pohon Depth First Search
Keuntungan DFS :
- Membutuhkan memori yang cukup kecil, karena hanya
simpul-simpul pada lintasan yang aktif saja yang disimpan.
- Secara kebetulan, pencarian mendalam pertama
mungkin dapat menemukan suatu solusi tanpa harus menguji lebih banyak
lagi dalam ruang keadaan.
Kelemahan DFS:
1.
Metode depth first search memungkinkan tidak
ditemukannya tujuan yang diharapkan.
2.
Hanya akan mendapatkan 1 solusi pada setiap pencarian.
- Best-first search, bekerja berdasarkan
kombinasi kedua metode sebelumnya.
Dalam
memilih apakah akan menggunakan pelacakan ke depan atau pelacakan ke belakang,
semuanya bergantung masalah yang akan dibuat sistem pakarnya, dan belum dapat
dibuktikan mana yang lebih baik di antara kedua metode inferensi ini.
Untuk sebuah
sistem pakar yang besar, dengan jumlah rule yang relatif banyak, metode
pelacakan ke depan akan dirasakan sangat lamban dalam pengambilan kesimpulan,
sehingga untuk sistem-sistem yang besar digunakan metode pelacakan ke belakang.
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data-data penyakit ayam yang disebabkan oleh virus yang
didapatkan dari buku dan pakar (dokter hewan)
B. Alat
Dalam
penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :
- Perangkat keras (Hardware)
PC Processor P III
533 MHz, RAM 128 MB, dan HD 10 GB
- Perangkat lunak (Software)
Windows 98, Turbo
Prolog 2.0
C. Jalan Penelitian
Tahap-tahap yang
dilakukan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan pengembangan sistem
pakar yang umum(Harmon & King, 1985), antara lain :
- Menentukan tool atau bahasa pemrograman yang akan
digunakan untuk mengimplementasi sistem
- Identifikasi domain dan melakukan analisis terhadap
pengetahuan, meliputi akusisi pengetahuan, representasi pengetahuan dan
mekanisme inferensi
- Perancangan, meliputi perancangan input dan
perancangan output
- Implementasi, yaitu melakukan penulisan program
(pengkodean dari tahap perancangan.
1. Tahap menentukan
tool atau bahasa pemrograman
Dalam penelitian ini tool atau bahasa
pemrograman yang dipilih adalah Turbo Prolog 2.0. Ada beberapa hal yang menjadi
pertimbangan digunakannya Turbo Prolog, pertama pemrograman turbo prolog adalah
salah satu bahasa pemrograman yang bersifat deklaratif bukan prosedural. Hal
ini sangat mendukung sistem dalam proses penarikan kesimpulan dengan beberapa
alternatif jawaban berdasarkan data yang ada. Menurut Townsend, Carl(1986),
turbo prolog sangat cocok untuk perancangan aplikasi yang membutuhkan penarikan
kesimpulan formal, dan salah satu di antaranya adalah untuk aplikasi sistem
pakar.
Kedua, pemrograman turbo prolog
sangat tepat untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur dan yang prosedur
pemecahannya tidak diketahui, terutama pemecahan masalah non-numerik. Di sinilah
kemampuan prolog yang tidak dimiliki oleh bahasa pemrograman lain. Kelebihan
lain yang tidak dimiliki oleh pemrograman lainnya adalah bahwa turbo prolog
memiliki fasilitas sistem basis data internal yang bersifat dinamis. Sifat
tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengimplementasikan proses pengingatan
(Herianto, 1993). Sebagai contoh, dalam proses pelacakan terhadap salah satu
jenis penyakit pada ayam dan sekian penyakit ayam yang ada, ternyata ada
beberapa gejala yang sama dari dua atau lebih jenis penyakit yang berbeda. Hal
ini sistem tidak perlu menanyakan gejala yang sama dalam bentuk pertanyaan yang
sama. Jadi cukup sekali saja pertanyaan yang sama tersebut ditanyakan, karena
prolog menggunakan proses pengingatan.
Keunggulan
lain yang dimiliki bahasa turbo prolog adalah dalam hal kecepatan eksekusi
program. Menurut Andoko (1989) eksekusi program hasil kompilasi turbo prolog
lebih cepat daripada hasil kompiler
lainnya.
Penyusunan
sistem pakar dalam penelitian dibuat berdasarkan konsep atau aturan-aturan pada
umumnya yang digunakan pada perencanaan penyusunan sistem pakar. Hanya saja
jika dilihat dari karakteristiknya ada beberapa hal yang bersifat khusus.
Sistem pakar yang dibuat merupakan bentuk program berdiri sendiri, artinya
paket perangkat lunak yang dirancang dalam pembuatan sistem pakar dapat
dijalankan pada komputer pribadi, mini atau mainframe. Pada saat komputer
dijalankan, program tersebut sepenuhnya berdiri sendiri tidak digabung dengan
perangkat lunak lain.
2.1. Akuisisi
Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Proses pengumpulan pengetahuan
mengenai diagnosis penyakit ayam ini diperoleh dari seorang pakar (dokter
hewan) yang dilengkapi dengan buku-buku mengenai penyakit dan kesehatan ayam.
Pengetahuan yang diperoleh meliputi :
1. Gejala-gejala yang diderita ayam
2. Jenis penyakit
3. Cara pengobatannya
Pengetahuan yang diperoleh
dikhususkan pada penyakit ayam yang disebabkan oleh virus.
2.2. Representasi
Basis Pengetahuan
Setelah akuisisi pengetahuan
berikutnya yang dilakukan adalah merepresentasikan pengetahuan yang
dikumpulkan. Tujuan representasi pengetahuan adalah untuk mengembangkan suatu
struktur yang akan membantu pengkodean pengetahuan ke dalam program. Dalam
penelitian ini basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan kaidah
produksi, yaitu berupa IF – THEN.
IF
Kondisi1 (AND Kondisi2 …) THEN Kesimpulan
Kaidah
produksi merupakan statemen dua bagian yang disatukan menjadi sepenggal kecil
pengetahuan. Kaidah bagian pertama IF yang menyatakan premis, kondisi atau
antecedent, dan kaidah bagian kedua THEN yang menyatakan suatu kesimpulan atau
konklusi. Pada contoh berikut diberikan beberapa inputan antecedent dan
memberikan satu kesimpulan berdasarkan premis yang ada untuk menentukan jenis
atau nama penyakit yang diderita pada ayam.
1) IF produksi telur turun
AND batuk
AND ayam lesu serta lemah
AND nafsu makan berkurang
AND kelumpuhan pada sayap dan kaki
AND bersih
AND berat telur turun dan ukuran tidak seragam
AND sulit bernafas
AND diare berwarna kehijau-hijauan
THEN penyakit Tetelo
2) IF produksi telur turun
AND malas
bergerak dan sempoyongan
AND mengalami
gejala katarak bahkan kebutaan
AND bulu
rontok
AND kepala
dan leher kaki
THEN penyakit
Syaraf leher
Untuk
menuliskan IF ….. THEN dalam bahasa prolog cukup ditulis dengan simbol “……:-……“.
Berdasarkan aturan tersebut sistem akan menanyakan pada user dengan beberapa
pertanyaan tentang gejala yang dialami ayam melalui suatu dialog. Adapun
pemakai (user) cukup menjawab pertanyaan dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ melalui keyboard
Untuk mempermudah dalam membuat pohon
keputusan dilakukan dengan menggunakan bantuan matrik (tabel keputusan). Tabel
3.1 menunjukkan hubungan antara gejala-gejala yang diderita ayam dan jenis
penyakitnya.. Matrik ini diperoleh berdasarkan pengalaman seorang pakar (dokter
hewan) dan juga mengacu pada beberapa literatur.
Setelah terbentuk tabel keputusan
kemudian dibuat suatu pohon keputusan
untuk membantu memudahkan cara penelusuran dalam mencapai kesimpulan,
seperti yang terlihat pada gambar 3.1
2.3. Mekanisme inferensi (Inference Engine)
Dalam penelitian ini sistem
pelacakan yang dilakukan adalah menggunakan Backward chaining dengan
metode penelusuran Depth First Search. Proses pelacakan ini bermula dari
simpul akar dan bergerak ke bawah ke tingkat dalam yang berurutan. Proses ini
berlangsung terus sampai kesimpulan ditemukan, atau jika menemui jalan buntu
akan melacak ke belakang (backtracking). Berikut dijelaskan proses
pelacakan yang dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Hubungan
Gejala dan jenis penyakit ayam
|
|||||||||||||||||
No
|
Gejala
|
P1. Mareks
|
P2. Busung ayam
|
P3. Syaraf komplek
|
P4. Produksi awal
|
P5. Anemia ayam
|
P6. Kerdil ayam
|
P7. Depresi ayam
|
P8. Tetelo
|
P9. Batuk ayam
menahun
|
P10. Syaraf Leher
|
P11. Produksi telur
76
|
P12. Sendi lutut
|
P13. Flu burung/ayam
|
P14. Batuk darah
|
P15. Gumboro
|
P16. Cacar ayam
|
1
|
Jengger pucat,
keriput serta kebiru-biruan
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||||||
2
|
Pertumbuhan
terhambat
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
3
|
Produksi telur
menurun
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||
4
|
Keluar air mata
|
x
|
x
|
||||||||||||||
5
|
Batuk
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||||||
6
|
Ayam lesu serta
lemah
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||
7
|
Nafsu makan
berkurang
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||
8
|
Kelumpuhan pada
sayap dan kaki
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||||||||||||
9
|
Malas bergerak dan
sempoyongan
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
10
|
Mengalami gejala
katarak bahkan kebutaan
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
11
|
Bersin
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
12
|
Berat telur turun
dan ukuran tidak seragam
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
13
|
Hati membesar
|
x
|
x
|
x
|
|||||||||||||
14
|
Ngorok
|
x
|
x
|
||||||||||||||
15
|
Kulit telur lunak
|
x
|
x
|
||||||||||||||
16
|
Kulit telur terlalu
kasar dan tidak rata
|
x
|
x
|
||||||||||||||
17
|
Diare berwarna putih
|
x
|
x
|
||||||||||||||
18
|
Sulit bernafas
|
x
|
x
|
||||||||||||||
19
|
Tumor dibawah kulit
dan otot-otot
|
x
|
x
|
||||||||||||||
20
|
Bulu rontok
|
x
|
|||||||||||||||
21
|
Kepala dan leher
kaku
|
x
|
|||||||||||||||
22
|
Terjadi radang pada
rongga-rongga hidung
|
x
|
|||||||||||||||
23
|
Diare
|
x
|
|||||||||||||||
24
|
Kepala dan muka
membengkak akibat bunting air atau gangguan syaraf
|
x
|
|||||||||||||||
25
|
Bintil-bintil cacar
yang menonjol pada permukaan kulit dan kepala
|
x
|
|||||||||||||||
26
|
Pembengkakan dari
sinus hingga mata
|
x
|
|||||||||||||||
27
|
Telur tidak berwarna
|
x
|
|||||||||||||||
28
|
Gejala pernafasan
yang ringan
|
x
|
|||||||||||||||
29
|
Kotoran semakin
basah serta berwarna kehijau-hijaun
|
x
|
|||||||||||||||
30
|
Daerah sekitar
kloaka kotor
|
x
|
|||||||||||||||
31
|
Bursa fabricius
membengkak 2-3 kali ukuran normal
|
x
|
|||||||||||||||
32
|
Ginjal membengkak
dengan warna putih keabu-abuan
|
x
|
|||||||||||||||
33
|
Pendarahan pada urat
daging
|
x
|
|||||||||||||||
34
|
Kepucatan pada
selaput lendir, jengger serta kaki
|
x
|
|||||||||||||||
35
|
Bila ayam mati akan
lekas membusuk
|
x
|
|||||||||||||||
36
|
Mengeluarkan lendir
dari hidung dan mata
|
x
|
|||||||||||||||
37
|
Berkumpul di bawah
pemanas
|
x
|
|||||||||||||||
38
|
Adanya getah radang
(exudat) di rongga mulut
|
x
|
|||||||||||||||
39
|
Adanya getah radang
(exudat) di batang tenggorokan
|
x
|
|||||||||||||||
40
|
Tenggorokan seperti
tersumbat
|
x
|
|||||||||||||||
41
|
Paruh dan bulu
kelihatan berdarah
|
x
|
|||||||||||||||
42
|
Bulu sayap tumbuh
tidak beraturan dan tidak normal
|
x
|
|||||||||||||||
43
|
Bulu seperti
baling-baling
|
x
|
|||||||||||||||
44
|
Tungkai lemah
|
x
|
|||||||||||||||
45
|
Distensi bagian
perut
|
x
|
|||||||||||||||
46
|
Perut membesar
|
x
|
|||||||||||||||
47
|
Pembesaran pada
tulang sayap dan kaki
|
x
|
|||||||||||||||
48
|
Penurunan berat
badan
|
x
|
|||||||||||||||
49
|
Diare berwana
kehijau-hijauan
|
x
|
|||||||||||||||
50
|
Tiba-tiba ayam
berhenti bertelur
|
x
|
|||||||||||||||
51
|
Anak ayam depresi
|
x
|
|||||||||||||||
52
|
Pembengkakan tendon
diatas sendi lutut
|
x
|

Gambar
3.1 Diagram Pohon Penelusuran penyakit
Misalnya terdapat suatu kesimpulan seperti pada
tabel keputusan (Tabel 3.1) dan gambar pohon 3.1. Untuk kondisi (3,5,6,7,8,11,12,18,49) benar,
maka mesin inferensi mengambil kesimpulan penyakit Tetelo. Untuk kondisi
(3,9,10,20,21) benar, maka mesin inferensi mengambil kesimpulan penyakit Syaraf
leher.
Berikut urutan dialog yang terjadi
antara sistem dan user untuk penyakit Tetelo
Sistem 1. Apakah jengger pucat, keriput serta kebiru-biruan
(y/t)?
User : t
Sistem 2. Apakah pertumbuhan terhambat (y/t)?
User : t
Sistem 3. Apakah produksi telur menurun (y/t)?
User : y
Sistem 5. Apakah Batuk (y/t)?
User : y
Sistem 6. Apakah ayam lesu serta lemah (y/t)?
User : y
Sistem 7. Apakah Nafsu makan berkurang (y/t)?
User : y
Sistem 8. Apakah Kelumpuhan pada sayap dan kaki (y/t)?
User : y
Sistem 11. Apakah Bersin (y/t)?
User : y
Sistem 12.Apakah berat telur turun dan ukuran tidak seragam
(y/t)?
User : y
Sistem 18. Apakah sulit bernafas (y/t)?
User : y
Sistem 49. Apakah Diare berwarna kehijau-hijauan (y/t)?
User : y
Gambar 3.2 dialog konsultasi 1
Melihat
urutan dialog di atas (gambar 3.2) maka penelusuran dapat digambarkan seperti pada gambar 3.3 dengan
menggunakan metode penelusuran Depth First Search. Langkah penelusuran
dimulai dari pertanyaan 1 dijawab t=salah, karena dijawab salah maka
penelusuran diarahkan node 2 dijawab t=salah, karena node 2 dijawab salah maka
prolog mencari solusi ke node 3 dijawab
y=benar, diteruskan runut maju ke node dibawahnya yaitu 5 dijawab y=benar,
dilanjutkan ke node 6 dijawab y=benar, diteruskan ke node 7 dijawab y=benar,
dilanjutkan ke node 6 dijawab y=benar, diteruskan ke node 11 dijawab y=benar,
dilanjutkan ke node 12 dijawab y=benar, diteruskan ke node 18 dijawab y=benar,
dilanjutkan ke node 49 dijawab y=benar sampai mencapai kesimpulan penyakit Tetelo.
Gambar 3.3 menunjukkan pohon penelusuran untuk penyakit Tetelo.
Berikut pohon
penelusurannya :

Gambar 3.3. Pohon Penelusuran penyakit Tetelo
Sistem 1 Apakah
jengger pucat, keriput serta kebiru-biruan (y/t)?
User : t
Sistem 2 Apakah
pertumbuhan terhambat (y/t)?
User : t
Sistem 3. Apakah
produksi telur menurun (y/t)?
User : y
Sistem 5. Apakah
Batuk (y/t)?
User : t
Sistem 9. Apakah
Malas bergerak dan sempoyongan (y/t)?
User : y
Sistem 10. Apakah
mengalami gejala katarak bahkan kebutaan (y/t)?
User : y
Sistem 20. Apakah
Bulu rontok (y/t)?
User : y
Sistem 21. Apakah
kepala dan leher kaku (y/t)?
User : y
Gambar
3.4 Dialog konsultasi 2
Pada dialog konsultasi 2 (gambar
3.4), Langkah penelusuran dimulai dari
pertanyaan 1 dijawab t=salah, penelusuran ke node 2 dijawab salah maka prolog
mencari solusi ke node 3 dijawab
y=benar, diteruskan runut maju ke node dibawahnya yaitu 5 dijawab t=salah,
prolog mencari solusi lacak runut balik kembali ke satu level di atasnya, yaitu
ke node 3, tetapi karena node 3 sudah pernah ditanyakan, pertanyaan sudah
disimpan ke memori maka pertanyaan tersebut tidak dimunculkan kembali.
Selanjutnya penelusuran dilanjutkan ke bagian anak cabang node lainnya yaitu
node 9 dijawab = y benar, diteruskan runut maju ke node dibawahnya ke node 10
dijawab y=benar, dilanjutkan ke node 20 dijawab y=benar, diteruskan ke node 21
dijawab y=benar sampai kesimpulan penyakitnya adalah Syaraf leher.
Gambar 3.5 menunjukkan pohon untuk penyakit syaraf leher.
Gambar 3.5. Pohon Penelusuran penyakit Syaraf Leher
Sistem 1 Apakah
jengger pucat, keriput serta kebiru-biruan (y/t)?
User : y
Sistem 6 Apakah ayam
lesu serta lemah (y/t)?
User : t
Sistem 8. Apakah
kelumpuhan pada sayap dan kaki (y/t)?
User : t
Sistem 17. Apakah
Diare berwarna putih (y/t)?
User : y
Sistem 50. Apakah
tiba-tiba ayam berhenti bertelur (y/t)?
User : y
Gambar
3.6 Dialog konsultasi 3
Pada dialog konsultasi (gambar 3.6), node 1 = y, node 6 = t = salah, prolog
mencari solusi lacak runut balik kembali ke satu level di atasnya, yaitu ke
node 1, tetapi karena node 1 sudah pernah ditanyakan, pertanyaan sudah disimpan
ke memori maka pertanyaan tersebut tidak dimunculkan kembali. Selanjutnya
penelusuran dilanjutkan ke bagian anak cabang node lainnya yaitu node 8 dijawab
= t = salah, maka prolog kembali ke node sebelumnya yaitu node 1 tetapi node 1
tidak ditanyakan lagi, prolog
melanjutkan penelusuran ke bagian anak
cabang node lainnya yaitu node 17 dijawab y = benar maka penelusuran diteruskan
runut maju ke node dibawahnya yaitu node 50 dijawab y =benar sampai kesimpulan
penyakitnya adalah Produksi Awal. Gambar 3.7 menunjukkan pohon penelusuran
penyakit produksi awal.
Gambar 3.7. Pohon Penelusuran penyakit Produksi awal
3.
Perancangan input dan output
Input data didisain berdasarkan
masukan data berupa jawaban atas pertanyaan sistem. Disain input dirancang pada
saat membangun program dan dengan fasilitas pembuatan jendela yang dimiliki
oleh Turbo Prolog 2.0. Sedangkan tampilan hasil sistem berupa informasi jenis penyakit ayam dan disertai
cara pengobatannya.
4.
Implementasi
Sistem pakar ini diimplementasikan
dengan bahasa pemrograman turbo prolog. Ciri yang menonjol dalam prolog adalah
disamping mencari jawaban secara logika terhadap pertanyaan yang diberikan,
juga dapat memberi jawaban lain atas semua kemungkinan jawaban.
D. Kesulitan Penelitian
Kesulitan
dalam membangun sistem pakar ini adalah
pada waktu merepresentasikan pengetahuan dari seorang pakar ke basis
pengetahuan
Semoga dengan postingan diatas yang berjudul Contoh Makalah Program Sistem Pakar Lengkap dapat bermanfaat untuk sobatku semuanya, dan apabila berkenan cobalah untuk share contoh makalah tentang program sistem pakar ini buat temannya yang membutuhkannya, dan cobalah share di facebook ataupun media social lainnya terima kasih.
Semoga dengan postingan diatas yang berjudul Contoh Makalah Program Sistem Pakar Lengkap dapat bermanfaat untuk sobatku semuanya, dan apabila berkenan cobalah untuk share contoh makalah tentang program sistem pakar ini buat temannya yang membutuhkannya, dan cobalah share di facebook ataupun media social lainnya terima kasih.
0 Response to "Contoh Makalah Program Sistem Pakar Lengkap"
Post a Comment