Contoh Lengkap Proposal Metode Penelitian Kualitatif - Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan Contoh Lengkap Dalam Pembuatan Proposal Metode Penelitian Kualitatif yang baik dan benar untuk menjadikan refrensi ataupun contoh untuk pembuatan penelitian kualitatif yang sebenarnya.
Dibawah ini adalah beberapa kata kunci yang biasanya dicari untuk beberapa contoh dari pembuatan proposal penelitian kualitatif yang di cari di google.
Akan tetapi pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh proposal penelitian kualitatif yang sangat lengkap untuk sobatku semuanya, dan semoga dengan contoh dibawah ini dapat bermanfaat untuk sobat ku semuanya.
Langsung saja simak Contoh Lengkap Proposal Metode Penelitian Kualitatif dibawah ini :
CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
A. LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan kampus, khususnya kehidupan kampus Universitas Islam Negeri
Malang, dalam keseharianya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya
kebiasaan membaca yang berlangsung otomatis baik oleh kalangan para
mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen bahkan oleh kalangan para
pemimpin universitas.
Bukti
ini dapat dilihat pada aktivitas dalam perpustakaan umum Universitas
Islam Negeri Malang, yang mana buka untuk melayani mahasiswanya baik
yang hanya membaca, meminjam buku maupun yang mengembalikan buku yang
telah di pinjam oleh mahasiswa mulai dari hari senin sampai hari sabtu
adapun waktunya adalah mulai dari jam delapan pagi sampai pada jam lima
sore. Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan
kuliah sampai pada aktivitas membaca dalam perpustakaan. Mahasiswa dalam
memanfaatkan perpustakaan ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi
perpustakaan umum universitas islam negeri malang hal ini terlihat dalam
keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh mahasiswa.
Selain
itu, untuk fasilitas buku bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri
Malangjuga tersedia dalam perpustakaan pada setiap jurusan. Hal ini
berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa Universitas
Islam Negeri Malanguntuk membaca adalah banyak sekali. Baik dari segi
buku-buku yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan bahkan waktu
pelayanan dari pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa,
kesempatan bagi mahasiswa jurusan psikologi untuk membaca juga banyak
dan lengkap.
Akan
tetapi, dalam penggambaran yang terlihat banyak mahasiswa yang
mengunjungi perpustakaan umum Universitas Islam Negeri Malang, hal ini
wajar karena itu adalah perpustakaan untuk seluruh mahasiswa universitas
islam negeri malang. Jika kita bandingkan dengan perpustakaan jurusan
khususnya jurusan psikologi bagaimana? Apakah disana juga terlihat
banyak mahasiswa yang setiap harinya mengunjungi perpustakaan jurusan
yang mana di sana mereka melakukan aktivitas membaca ataupun meminjam
buku.
Fakta
yang ada, kebiasaan membaca tidak dapat diukur melalui sering tidaknya
mengunjungi perpustakaan atau ramai tidaknya perpustakaan. Akan tetapi,
perpustakaan merupakan salah satu tempat dan fasilitas yang dapat
membantu mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan membacanya.
Jika
kita melihat fakta yang ada, meskipun perpustakaan ramai oleh mahasiswa
yang datang baik yang hanya sekedar untuk meminjam buku untuk referensi
yang berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa, atau bahkan yang datang ke
perpustakaan hanya sekedar untuk mencari referensi untuk mengerjakan
tugas mereka. Di dalam perpustakaan tersebut, banyak aktivitas membaca
yang di lakukan oleh mahasiswa, baik hanya membaca karena untuk mencari
bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas mereka sampai pada aktivitas
mahasiswa yang benar-benar membaca untuk menambah pengetahuan mereka.
Karena
hal inilah yang kemungkinan dapat memberikan dampak yang positif bagi
mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Meskipun dampak
yang terlihat nyata belum begitu besar dan jelas, akan tetapi hal ini
dapat memberikan dampak yang positif. Hal ini dikarenakan, dari
aktivitas kebiasaan membaca akan dapat mempelajari rahasia segala ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Sebagai
mahasiswa psikologi, membaca merupakan suatu kebutuhan yang wajib
terpenuhi. Karena ruang lingkup psikologi adalah manusia dan lingkungan.
Manusia dan lingkungan hanya dapat di masuki melalui membaca, karena
manusia dan lingkungan bukanlah sebuah bilangan yang dalam menghadapinya
dengan menghitungnya ataupun mengalikanya. Akan tetapi manusia dan
lingkungan hanya dapat dihadapi dengan pemahaman. Sebelum kita memahami,
tentunya ada suatu konteks atau suatu informasi yang harus diejah dan
dikenali terlebih dahulu.
Yang
telah tersebut di atas, semua itu hanyalah sebatas pengertian kita
tentang kebiasaan membaca yang dapat terlihat. Sebenarnya, pengertian
dan pengetahuan tentang kebiasaan itu sendiri dapat dijabarkan dan juga
perlu untuk dilakukan penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian
kebiasaan membaca adalah suatu aktivitas yang rutin dilakukan dalam
proses penalaran untuk mencapai pemahaman terhadap gagasan dan informasi
yang di dapatkan melalui lambang-lambang yang ada baik tertulis maupun
tidak.
Aktivitas
membaca tidak hanya membutuhkan mulut untuk mengeja dan mata untuk
melihat, akan tetapi aktivitas membaca membutuhkan otak untuk memahami
untuk melakukan aktivitas pemahaman. Yang mana otak dan aktivitas
kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari aktivitas mata dan indera
lainya.
Hal
ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca merupakan aktivitas kognitif
seseorang yang tidak dapat dilihat hanya dengan indera saja. Karena
aktivitas kognitif tidak akan bisa tampak jika kita tidak mendalaminya.
Dalam
melakukan rutinitas membaca, ada banyak cara yang diperlukan untuk
dapat mendapatkan informasi yang memang benar-benar dapat membantu kita
dalam pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad Rooijakkers, yang berjudul
cara belajar di perguruan tinggi beberapa petunjuk praktis pada halaman
17-18, ada lima cara yang diperlukan untuk membaca yaitu:
- Membaca terarah, yang mana dalam membaca terarah ini kita akan mendapatkan informasinya dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.
- Membaca sepintas, yang mana dalam membaca sepintas ini kita harus mengetahui pikiran pokok tiap-tiap bab.
- Membaca mencari, yang mana dalam membaca mencari ini kita harus dengan cepat mencari kuncinya yaitu tentang keterangan yang akan di cari
- Membaca belajar, yang mana dalam membaca belajar ini kita harus mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan detail.
- Membaca kritis, yang mana kita harus mengingat dan mengerti bahkan kita harus menilainya.
Dari
kelima cara-cara membaca di atas, secara terlihat mata kita tidak akan
mengetahui, apakah cara yang sebenarnya individu pakai.
Karena
kebiasaan membaca merupakan bukan suatu aktivitas yang dapat dengan
mudah terlihat dan dapat di ukur oleh indera saja, serta untuk
menghindari adanya kerancuan dan diskriminasi penilaian tentang mana
kebiasaan yang baik dan mana kebiasaan yang tidak baik, maka disinilah
kita perlu untuk melakukan suatu penelitian dan penggalian informasi
lebih mendalam tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa psikologi
Universitas Islam Negeri Malang. Karena hal ini dapat membantu dalam
perkembangan dan kemajuan serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi
lebih baik kusunya bagi mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri
Malang.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah
melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak
terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
- Bagaimana kebiasaan membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
- Faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
- Bagaimana dampak kebiasaan membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui kebiasaan membaca pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang.
- Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi kebiasaan membaca mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
- Untuk mengetahui dampak kabiasaan membaca pada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
Dari
tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat penelitaian
yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat kebiasaan membaca bagi peneliti
b. Diharapkan dari penelitian ini, peneliti dapat termotivasi untuk membiasakan membaca.
2. Keilmuan
Diharapkan
mampu memberikan sumbangan pikiran kususnya tentang pengembangan konsep
kebiasaan membaca dan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi
disiplin keilmuan psikologi khususnya dan seluruh disiplin keilmuan
secara umum
D. KAJIAN TEORI
PENGERTIAN MEMBACA
Membaca adalah suatu cara
untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca
melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan
mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya
saat membaca cerita fiksi atau humor.
Adapun secara bahasa membaca diartikan sebagi Iqra’
yang diterjemahkan denagn perintah “membaca”(dalam bahasa arab)
semata-mata bukan hanya ditujukan kepada pribadi junjungan Nabi Muhammad
SAW, tetapi juga untuk umat manusia sampai akhir zaman. Menurut
Dr.Quraish Shihab dalam bukunya “Tafsir Al Amanah”, kata Iqra’
diambil dari kata kerja qaraa yang mempunyai arti beraneka ragam antara
lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui
cirri-cirinya.
Sekarang
kalau kita pertanyakan, apa yang harus dibaca? Dalam surat Al-alaq
tersebut tidak terdapat obyek spesifik yang harus dibaca. Dalam kaidah
ilmu tafsir dikatakan suatu kata dalam susunan redaksi yang tidak
disebutgkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum.
Akan
tetapi tema yang kita angkat adalah membaca buku. Dalam hal tersebut
membahas masalah strategi atau cara membaca buku dengan cepat, efektif,
akurat, dan selainnya.
Membaca
adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan
pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak
dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran
kita.
Pada
waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata,
mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca
dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui
apakah benar atau salah ia membaca. Oleh karena itu, pada waktu membaca
anak melakukan kebiasaan berikut :
1. menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2. menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3. menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
Secara
tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap
diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang dewasa dapat dengan cepat
mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga cara-cara di waktu
anak-anak tidak perlu lagi di gunakan.
Anak-anak
yang sedari kecil terbiasa membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan
kata—akan memiliki keterampilan, kemampuan, dan ketajaman mencerna isi
bacaan. Apa yang menggerakkan mereka untuk membaca, akan sangat
menentukan bagaimana mereka menyerap, menyaring, mengolah, dan memaknai
informasi yang mereka lahap dari berbagai bacaan. Semakin sering mereka
membaca buku-buku yang bergizi, teratur, dan baik penuturannya,
kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan tertata.
Itu sebabnya, yang perlu kita kembangkan pada anak-anak semenjak awal. Kita tumbuhkan semangat iqra’ bismirobbikal-ladzi khalaq. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan! Inilah perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kita.
Orang
yang tidak mendapat bimbingan, latihan khusus membaca cepat, sering
mudah lelah dalam membaca karena lamban, tidak ada gairah, merasa bosan,
tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa menyelesaikan
buku yang tipis sekalipun
Sebagian besar kegiatan
membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah
papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi
sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat
menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita
sendiri.
Pengertian Kebiasaan membaca
Salah satu unsur penting
dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus menerus
belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akan
informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone
who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who
keeps learning stays young. The greatest thing in life is to Keep your
mind young.”
Tidak peduli berapapun usia
kita, jika kita berhenti belajar berarti kita sudah tua, sedangkan
jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang
terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agar
tetap muda.
Salah satu cara paling
efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian
besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasan utama yang
sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam
rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk
mengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey
dalam bukunya”The 7 Habits of Highly Effective People” sebagai berikut:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di hutan.
“Apa yang sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya.
“Tidak dapatkah Anda melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar.
“Saya sedang menggergaji pohon ini.”
“Anda kelihatan letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari lima jam,” jawabnya, “ dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa Anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?” Anda bertanya. “Saya yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.”
“Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya terlalu sibuk menggergaji.”
Bahkan menurut Covey,
kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang paling penting
karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuh
kebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan
aset terbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat
memperbarui keempat dimensi alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan
sosial/emosional.
Membaca merupakan salah
satu cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita.
Meskipun kita memiliki “keterbatasan waktu”, kita tetap perlu mengasah
gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif
sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
MODEL DALAM MEMBACA
Kebanyakan model teoritis
yang ada mengenai proses membaca mencoba menjawab pertanyaan bagaimana
orang mengenali kata-kata yang tercetak dalam bacaan. Karena itu, hampir
semua model terfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut (Wolf dkk 1988:
dalam Gleason dan Ratner 1998: 425).
- Apakah kata dikenali dengan mengakses representasi kata itu secara keseluruhan, ataukah dengan mengakses fitur-fitur seperti bentuk huruf, gabungannya menjadi suku, kemudian kata dan sebagainya?
- Apakah kata dikenali dengan akses langsung ke makna ataukah melewati wujud fonologisnya?
- Apakah pengenalan kata itu menyangkut proses yang berseri ataukah proses yang simultan?
- Apakah pengenalan kata itu terutama dibantu oleh konteks (dari atas ke bawah) ataukah dari bawah ke atas? Ataukah merupakan interaksi antara kedua-duanya?
- Apakah pengenalan kata itu terjadi melalui aktivasi atau melalui pencarian di kamus mental kita?”
Berikut adalah beberapa model yang menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
A. Model atas ke bawah
Smith (1971, dalam Gleason
dan Ratner 1998;426) mengajukan model atas ke bawah yang prototipikal.
Dalam model ini, representasi yang mewakili kata dalam memori kita
adalah fitur-fitunya seperti garis lurus, setengah lingkaran, dan
letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca, fitur-fitur ini bermunculan,
tetapi hanya fitur-fitur yang cocok, persis dengan apa yang ada dalam
leksikon mental itulah yang akhirnya dipilih. Akan tetapi, retrival
fitur-fitur ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang kita miliki dan
konteks di mana kata itu dipakai. Seandainya kata yang tertulis dalam
suatu kalimat anting seperti pada kata “Kucing itu sedang dikejar
anting” maka tidak mustahil bahwa pembaca akan menafsirkan kata anting
sebagai salah cetak.
Pemakaian konteks sebagai
pembantu menimbulkan kontroversi karena dari penelitian yang lain
ditemukan bahwa orang hanya menerka 1 dari 4 kata dalam konteks di mana
kata itu dipakai. Sebaliknya, fitur yang membentuk kata banyak mendapat
dukungan karena wujud dan macam huruf (font) seperti apapun yang
dipakai, kita tetap saja bisa membacanya.
B. Model bawah ke atas
Landasan dasar untuk model
yang disebut juga sebagai model yang berdasarkan stimulus, adalah bahwa
rekognisi terjadi secara diskrit, berhierarki, dan bertahap. Informasi
yang ada pada suatu tahap dimanfaatkan untuk membangun tahap berikutnya.
Karena itu pada tahap ini ada tahap sensori, tahap rekognisi, dan tahap
interpretasi. Bila ditemukan makna dari kata itu, maka selesailah sudah
proses interpretasi kata itu. Seandainya kata yang dibaca tidak
ditemukan maknanya, maka pembaca dapat menolak kata itu sebagai kata
bahasa Indonesia, atau dia akan bertanya kepada orang lain, atau melihat
dikamus, untuk mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa model lain
seperti model Whole-Word, model component-letter, dan model lagogen yang
menangani aspek-aspek lain dalam membaca yang akan terlalu rinci untuk
disajikan disini (Lihat Gleason dan Ratner 1998: 427-436).
Tentunya, membaca bukan
berhenti pada rekognisi kata demi kata saja tetapi mencakup berkaitan
antara satu kata dengan kata lain. Hal ini berarti bahwa membaca
merupakan suatu proses yang kompleks karena ia menyangkut berbagai
kemampuan linguistik dan pengetahuan yang ekstralinguistik.
(Psikolinguistik. Pengantar pemahaman bahasa manusia. soenjono dardjowidjojo. 2003. Jakarta: yayasan obor Indonesia).
C. CARA MEMBACA YANG EFEKTIF
Ada banyak metode yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini,
kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. metode SQ3R
memberikan srategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang
bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu
bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem
membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan
sistem membaca yang semakin popular digunakan orang.
Metode
ini bukan cara yang lebih cepat untuk memahami suatu bab, namun tingkat
pemahaman yang di peroleh diharapkan lebih mendalam karena kita membaca
dengan aktif sehingga proses membaca menjadi lebih efektif dan efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas lima tahapan proses yaitu :
1. Survey atau meninjau
2. Question atau bertanya
3. Read atau membaca
4. Recite atau menuturkan
5. Review atau mengulang
1. Survey
Survey adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara
lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan
dibaca dengan maksud untuk :
1. mempercepat menangkap arti,
2. mendapatkan abstrak,
3. mengetahui ide-ide yang penting,
4. melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut,
5. mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan,
6. memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Dengan
melakukan survey atau peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang
diperlukan untuk memfokuskan perhatian pada saat membaca. Peninjauan
untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau ?
Baca judul: Hal ini membantu untuk memfokuskan pada topik bab.
Baca pendahuluan: Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab.
Baca kepala judul/sub bab: Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
Perhatikan grafik, diagram: Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks.
Perhatikan alat Bantu baca: Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala
judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal. Dan ubah kepala judul
tersebut menjadi beberapa pertanyaan.
Tulislah
pertanyaan-pertanyaan ini pada suatu kolom dan kolom sisanya untuk
jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku
tentang “Belajar di Universitas” dan kepala judulnya adalah “Gunakan
Tempat Belajar yang Sama”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah
“Mengapa saya harus belajar di tempat yang sama?” dan “Di mana lokasi
belajar saya sebaiknya?”
Kita
dapat menambah pertanyaan pada waktu membaca. Pertanyaan yang baik akan
memberikan pemahaman yang lebih baik pula. Tahap bertanya ini akan
menyebabkan pikiran kita terlibat secara akthif dalam proses belajar
sehingga akan membantu pemahaman dan mengingat.
3. Read
Dengan membaca, kita mulai mengisi inforfmasi ke dalam kerangka
pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab
dengan tuntas, jangan pindah ke subbab lain sebelum kita
menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban
pertanyaan yang kita buat pada proses Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas.
Pada
tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang
penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca anda di
bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap sulit dan percepat
kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda
ketahui.
Pada
tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1)
jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam
membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya
merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) jangan membuat
tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa
jadi setelah anda selesai membaca acap kali ternyata anda salah
memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau anda anggap penting cukup
beri tanda silang di pinggir halaman dulu. Untuk kemudian nanti dapat
dicek kembali.
Kita
perlu memisahkan keterangan rinci dan contoh- contoh dari konsep utama.
Hal itu ditujukan untuk membantu kita memahami konsep utama.
Proses
membaca ini terkadang berlangsung sangat lambat terutama bila subbab
mengandung informasi yang padat dan kompleks. Subbab seperti ini dapat
membuat kita binggung bahkan mengalami frustasi. Bila ini terjadi
berfhentilah sejenak, coba temukan mengapa kita menjadi binggung, kita
dapat juga mencoba menimbulkan pertanyaan lain.
Kalau
upaya ini belum membuahkan hasil, tandai subbab ini, teruskan membaca
subbab berikutnya. Kadang-kadang ada masalah yang membuat kita bingung
menjadi jelas pada subbab berikutnya.
4. Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal
penting dari bab itu. pada kesempatan itu, anda dapat juga membuat
catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab
itu sekali lagi.
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite
ini kita melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang
di baca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite
adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum
membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa
melihat buku.
Kita
dapat pula melakukan Recite dengan menuliskan butir-butir pemikiran
yang penting dalam subbab tersebut. Bila kita menemukan paragraf yang
membuat kita sulit untuk dapat melakukan proses ini, bacalah kembali
paragraf tersebut.
Berapa
lama untuk tahap ini ? anda perlu menyediakan waktu setengah dari waktu
untuk membaca. Hal ini bukan merupakan pemborosan waktu, melainkan
memang diperlukan untuk tahap ini. Justru pembaca yang hanya membaca
sekadar membaca itu memboroskan waktu.
5. Review
Daya ingat kita terbatas. Sekalipun dalam waktu membaca 85% kita
menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam 8 jam untuk mengingat detail
yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo 2 minggu pemahaman kita
tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah Anda lewatkan langkah terakhir
ini: Review.
Review
membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab
dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini
dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan
atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah
dengan menjelaskan kepada orang lain.
Kapan SQ3R dipakai ?
Tidak ada teknik yang cocok untuk semua kondisi. Demikian juga dengan
SQ3R, teknik ini tidak cocok untuk buku teks dengan fokus untuk
memecahkan masalah, misalkan buku teks matematika. Untuk buku jenis teks
ini kita lebih baik memberikan waktu lebih banyak untuk mengerjakan
soal-soal. SQ3R merupakan teknik yang tepat untuk memahami buku-buku
teks yang memberikan banyak informasi dan mengharuskan kita
mempelajarinya secara mendalam.
Dengan teknik SQ3R diharapkan kita dapat memperoleh keuntungan maksimum
dari waktu yang diberikan untuk membaca. Teknik ini membantu kita untuk
dapat mengetahui kerangka suatu subyek, membantu kita memisahkan konsep
utama dengan keterangan rinci dan membantu kita menetapkan sasaran
belajar.
Dalam pemakaiannya, proses-proses dalam SQ3R ini dapat memperoleh
tekanan yang berbeda tergantung pada kebutuhan kita, misalkan untuk
membaca pertama kali suatu bahan sebagai persiapan untuk kuliah, kita
perlu menekankan pada proses survey untuk memperoleh gambaran tentang
kerangka berpikir. Pengetahuan kita akan kerangka bahan akan sangat
membantu kita membuat catatan kuliah di kelas. Bila kita belajar untuk
menyiapkan ujian, proses review yang ditekankan sambil menambahkan
pertanyaan (Question) sebagai bagian untuk mensimulasikan soal
ujian.perlu diingatkan bahwa untuk memakai metode SQ3R, kita perlu
latihan. Jangan patah semangat karena waktu yang dibutuhkan lebih
banyak. Ingatlah keuntungan berupa pemahaman yang lebih baik yang dapat
kita peroleh untuk jangka panjang. Tetaplah memelihara motivasi kita
untuk belajar.
Cara membaca yang menyenangkan
Membaca
berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan.
Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan
ilmu dan pengetahuan.
Di zaman sekarang ini,
kelihatannya sebagian besar pelajar kurang memiliki minat membaca,
terutama membaca buku pelajaran. Ini diakibatkan oleh karena sebagian
pelajar tidak memiliki metode dalam membaca, sehingga pada saat membaca
timbul rasa malas, bosan, dan mengatuk. Simak deh tip-tip di bawah ini
supaya tercipta suasana membaca yang menyenangkan.
Persiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah waktu yang
menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah
waktu di mana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam
diri kita. Waktu yang sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan.
Namun, sebagain besar orang percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca,
khususnya buku pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah tempat dan
suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk,
bersih, nyaman, tenang dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan posisi membaca
kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu membaca
adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan
jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5.
Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu sesuai dengan
kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang kita dapat bermanfaat.
Berbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses membaca tersebut.'
1. Membaca sebagai hiburan
tanpa perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung unsur
hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami
ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.
3. Membaca kritis. Membaca
di sini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca di sini
diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan
pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?,
kapan?, di mana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam membaca kritis,
kita membuat bacaan sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan cara
mengetahui dan memahami seluruh isinya.
Belajar dengan menggunakan
metode membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga diajak
berpikir kreatif mengenai isi tersebut. Tertarik dengan membaca kritis?
Simak deh aturan main dalam membaca kritis di bawah ini :
a. Melakukan survei isi
buku. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih
dahulu bahan bacaan secara sepintas pada bagian-bagian tertentu saja.
Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
Bagian-bagian yang perlu diperhatikan adalah :
- Paragraf awal, paragaraf akhir dan juga beberapa paragraf di tengah
- Bagian daftar isi, gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki
gambaran umum mengenai bacaan tersebut.
- Soal-soal yang mungkin terdapat dalam bacaan tersebut.
b. Membuat pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita melakukan
survei. Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita
tidak mengerti, minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan
beri tanda pada bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
c. Membaca. Merupakan
langkah dominan dalam metode ini. Membaca di sini sebagai langkah untuk
mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses
survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi paragraf, bagian
demi bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap bagian.
Usahakan jangan pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami
bagian tersebut.
d. Evaluasi. Merupakan
langkah di mana terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan?
Yakinkan bahwa kita sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum,
coba cari apa yang anda tidak mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau ulang.
Merupakan langkah terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup
dulu bukunya, kemudian pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan
tersebut. Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam secarik kertas, dan
bandingkan dengan apa yang terdapat pada buku bacaan
E. METODE PENELITIAN
1. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITAN
Metode
adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap
berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data.
Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari
obyek penelitian.
Menurut
Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian,
digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Pendekatan dalam Penelitian
Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan
kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang
menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci
dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam
penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan
teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.
Menurut
Keirl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada
kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristilahannya”.1
Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapan
dengan kenyataan ganda
2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden
3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2
Adapun
jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Whitney
dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari
suatu fenomena3.
2. KEHADIRAN PENELITIAN
Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai
instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.
sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah
berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang
dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun
berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran
peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan
untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti
secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya
di sini mutlak diperlukan.
3. LOKASI PENELITIAN
Lokasi
penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta
jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di
Universitas Islam Negeri Malang. Jalan Gajayana no. 50, Malang, Jawa
Timur
Universitas
Islam Negeri Malang adalah satu-satunya perguruan tinggi islam negeri,
yang berada di daerah malang, dan merupakan universitas yang menerapkan
dua bahasa pada mahasiswanya, yaitu bahasa arab dan bahasa inggris,
serta merupakan universitas yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap
seperti asrama untuk mahasiswa, baik putra dan putri, serta menerapkan
sistem pembelajaran yang mengintegrasikan antara ilmu islam dan
konvesional, sehingga mahsiswa menjadi isnsan yang cerdas, profesional,
dan mempunyai kedalaman spiritual.
4. SUMBER DATA
1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian4. Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan5.
Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data
ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang Manajemen Pembelajaran
di Universitas Islam Negeri Malang yaitu dengan cara wawancara dengan
mahasiswa Fakulatas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam
Negeri Malang.
2. Data sekunder
Data
sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai
macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,
notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai
instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin,
publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan
resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil
survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang
telah dikumpulkan melalui wawancara lansung dengan mahasiswa Fakulatas
Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu
seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar
mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi Langsung
Observasi
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan
sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu.
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara
sistematik tentang bagimana peroses dan kebiasaan membaca pada mahasiawa
Fakulatas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
Tujuan
menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan,
dan sebagainya tentang perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang,
sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data
dari ingatan seseorang. Observasi lansung juga dapat memperoleh data
dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang
tak mau berkomunikasi secara verbal.
2. Wawancara
Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab
dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)6.
Tujuan
penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan
kongkret tentang perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakultas
Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Dalam
penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan mahasiswa
Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman,
instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga
masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa.
Dari
uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan
meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan
obyek penelitian.
Tujuan
digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret
tentang perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
6. ANALISIS DATA
Analisis
data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.7
Dari
rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti,
gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Setelah
data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data
di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut
dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu
tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang
telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin
aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran
secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir
bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki8.
7. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN
Menurut
Moleong ’’kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu : (1)
kepercayaan (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3)
kebergantungan (dependibility), (4) kepastian (konfermability)9. Dalam penelitian kualitatif ini memakai 3 macam antara lain :
1. Kepercayaan (kreadibility)
Kreadibilitas
data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan
sesuai dengan sebenarnya. ada beberapa teknik untuk mencapai
kreadibilitas ialah teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan
anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman
sejawat, dan pengecekan kecakupan refrensi.
2. Kebergantungan (depandibility)
Kriteria
ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan
kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan
oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh
ouditor independent oleh dosen pembimbing.
3. Kepastian (konfermability)
Kriteria
ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang
didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
8. TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Moleong
mengemukakan bahwa ’’Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu :
(1)tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap
analisis data, (4) tahap penulisan laporan’’10. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :
a)
Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus,
penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti,
konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
b)
Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan perilaku kebiasaan membaca pada Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Data tersebut diperoleh
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan cara melihat gaya
membaca, kebiasaan membaca, sering atau tidaknya membaca, yang dilakukan
oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
c)
Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui
observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan Mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. Kemudian dilakukan penafsiran
data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya
melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data
yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid
sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan
proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
d)
Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil
penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian
dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan
tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir
melakukan pengurusan kelengkapan persyratan untuk ujian skripsi.
9. PUSTAKA
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Prof. Dr. S. Nasution, M.A. Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta 2004.
Semoga dengan postingan diatas yang berjudul Contoh Lengkap Proposal Metode Penelitian Kualitatif dapat bermanfaat untuk sobatku semuanya yang sedang mencari beberapa refrensi dalam pembuatan proposal lengkap metode penelitian kualitatif yang sebenarnya. Dan apabila berkenan cobalah untuk share artikel ini kepada teman kalian yang sedang membutuhkan proposal ini pada facebook ataupun media social lainnya. Dan jangan lupa juga untuk selalu berkunjung diblog ini karena setiap harinya akan selalu update artikel yang lebih menarik lagi. Sumber: http://tugaskuliahdansekolah.blogspot.co.id/
0 Response to "Contoh Lengkap Proposal Metode Penelitian Kualitatif"
Post a Comment