google.com, pub-4169750801100201, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Cara Mudah Belajar Bahasa Jepang Untuk Pemula | MUDA MUDI CONDROWANGSAN

Cara Mudah Belajar Bahasa Jepang Untuk Pemula

Ya namanya juga belajar pasti banyak rintangan yang menghadang. Salah satunya sudah berapa kali dipelajari dan dihapalkan, eh beberapa hari kemudian lupa lagi. Wajar saja seperti demikian, namanya juga manusia tidak luput dari lupa dan kesalahan kan..! Asalkan niat, keinginan dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh, pasti kita bisa ko. Ya kalo menurut pepatah sih ''Sedikit-sedikit Lama-lama menjadi Bukit" "Apapun yg terjadi fokus thd proses, masalah hasil menyusul"

Begitu juga dengan belajar bahasa jepang, asalkan kita ada niat, keinginan dan Menjalaninya dengan sungguh-sungguh serta bertahap pasti akan mudah ko. Kali ini Saya akan sedikit berbagi pengalaman tentang bagaimana sih belajar bahasa jepang secara cepat dan mudah itu? sebenarnya banyak cara yang mungkin telah diketahui oleh Anda. 

Bahasa Jepang. (日本語 atau Nihongo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 127 juta jiwa.
Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik China. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.
Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.

Cara Mudah Belajar Bahasa Jepang Untuk Pemula

Lafaz vokal
Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /ɯ/, /e/, dan /o/.
Lafaz vokal bahasa Jepang mirip bahasa Indonesia. Contohnya:
  • /a/ seperti "bapa"
  • /i/ seperti "ibu"
  • /u/ seperti "urut"
  • /e/ seperti "esok"
  • /o/ seperti "obor"

Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
  • aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
  • aksara Hiragana (ひらがな) dan
  • aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistem alihaksara yang disebut romaji.

Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.

Kana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing:
A Ka Sa Ta Na Ha Ma Ya Ra Wa N'
I Ki Shi Chi Ni Hi Mi (i) Ri (i)
U Ku Su Tsu Nu Hu Mu Yu Ru (u)
E Ke Se Te Ne He Me (e) Re (e)
O Ko So To No Ho Mo Yo Ro Wo
Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me(mata), ki (pohon) ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.

Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang. Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyoo Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyomi(adaptasi dari cara baca China) dan Kunyomi(cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan kunyomi.

Tanda baca
Dalam kalimat bahasa Jepang tidak ada spasi yang memisahkan antara kata dan tidak ada spasi yang memisahkan antara kalimat. Walaupun bukan merupakan tanda baca yang baku, kadang-kadang juga dijumpai penggunaan tanda tanya dan tanda seru di akhir kalimat.
Tanda baca yang dikenal dalam bahasa Jepang:
  • (句点/kuten) Fungsinya serupa dengan tanda baca titik yakni untuk mengakhiri kalimat.
  • (読点/toten) Fungsinya hampir serupa dengan tanda baca koma yakni untuk memisahkan bagian-bagian yang penting dalam kalimat agar lebih mudah dibaca

Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada jaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada jaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut adalah angka-angka mereka dari 0 sampai 10,100,1000 dan 10 000: 〇一二三四五六七ハ九十百千万"rei,ichi,ni,san,shi/yon,go,roku,shichi/nana,hachi,kyuu/ku,jyuu, hyaku,sen,man"

Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Arab/Latin mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.
Dalam pengunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.

1. BARANG
cara menghitung barang dilihat dari bentuk dan ukurannya
1.1. Barang secara umum (sepadan dengan berapa buah) (Kanji 一つ、二つ, ...) Misal: いくつ?(ikutsu?),berapa banyak?: 1 buah ひとつ(hitotsu) 2 buah ふたつ(futatsu) 3 みっつ(mittsu) 4 よっつ (yottsu) 5 いつつ (itsutsu) むっつ (muttsu) ななつ (nanatsu) やっつ(yattsu) ここのつ (kokonotsu) とお (too). digunakan untuk menghitung jumlah buah, dan barang barang yang "umum"/ biasa, tidak termasuk kategori yang lainnya.

1.2. Barang Panjang (sepadan dengan berapa botol,batang,drum,kaleng dll. yang mempunyai bentuk silinder/ tabung) (satuan dalam kanji 一本、二本, ...) Misal: Berapa banyak? なんぼん?(nanbon?): 1 いっぽん(ippon) 2 にほん(nihon) 3 さんぼん(sanbon) 4 よんほん(yonhon) 5 ごほん(gohon) 6 ろっぽん(roppon) 7 ななほん(nanahon) 8 はっぽん(happon) 9 きゅうほん(kyuuhon) 10 じゅっぽん(jyuppon). dapat dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.

1.3. Barang Tipis (sepadan dengan berapa helai, lapis, lembar) (一枚、二枚, ...) Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal: berapa banyak? なんまい?(nanmai?) 1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan bahkan pizza! dan beda tipis lainnya.

1.4. Barang Besar (sepadan dengan berapa buah) (Satuan Kanji 一大、二大,...) Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal :Berapa banyak? なんだい? (nandai?) 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umunya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya

2. MAKHLUK HIDUP
2.1. Manusia (sepadan dengan berapa orang) (Satuan tertulis dengan Kanji 一人、二人)untuk mengucapkan seorang ひとり(hitori), dua orang ふたり(futari) dan seterusnya setelah itu hanya perlu menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin) Misal: Berapa banyak orang? なんにん?(nannin?) 3 orang さんにん(sannin) 7 orang しちにん(shichinin)

Tata Bahasa
Pola kalimat dalam Bahasa Jepang seperti Bahasa Inggris, misalnya:
akai kuruma
red car
mobil merah
dimana akai adalah merah dan kuruma adalah mobil Pada prakteknya, kata kerja dalam Bahasa Jepang selalu berada di akhir kalimat, misalnya:
Hon wo yomimasu
membaca buku
dimana hon adalah buku dan yomimasu adalah membaca (dari yomu=baca)
Pada Bahasa Jepang, tidak selalu disebutkan subyeknya, Walaupun kata kata tersebut ada, yang terlihat seperti contoh diatas. Bila dimasukkan, akan menjadi seperti ini:
Watashi wa hon wo yomimasu
Saya membaca buku

Kata Sifat
Pengunaan kata sifat di dalam Bahasa Jepang kadang-kadang dapat memusingkan, namun penjelasan dibawah ini mungkin cukup untuk memahami sebagian dari rumus-rumus dan hukum-hukum pengunaannya di Bahasa Jepang yang benar.

Di dalam Bahasa Jepang, terdapat tiga buah jenis kata sifat, kata sifat (na) dan kata sifat(i). jenis kata sifat ketiga/ kata sifat asli sangatlah sedikit jumlahnya.

Dua jenis kata sifat yang paling umum ini dipisah menjadi dua jenis karena PADA UMUMNYA mereka berakhir dengan huruf hiragana yang sesuai,(i) atau (na) pada bentuk dasarnya, dan apabila disambung pada suatu kata PASTI AKAN diakhiri dengan hiragana tersebut. Misal-misal (kata-kata diberi spasi untuk pemudahan pembacaan, dan dalam penulisan hiragana dan kanji) misal kata sifat  (i): あかるい へや / 明るい 部屋(akarui heya) kamar yang terang misal kata sifat  (na): ゆうめいな やま / 有名な(yuumeina yama) gunung yang terkenal
Salah satu perkecualian terdapat di dalam kata-kata seperti きれい(kirei) yang berarti rapih, atau indah (kanji untuk rapih dan indah adalah berbeda),べんり(benri), mudah dipakai, dan banyak lagi kata sifat (na) yang nampaknya berakhiran huruf (i).

Mereka sebenarnya adalah kata sifat (na). Kesalahan dalam membedakan jenis kata sifat dapat membuat suatu kalimat menjadi rusak. Untungnya kebanyakan kata sifat di Bahasa Jepang termasuk ke dalam kategori kata sifat (i).

misal perkecualian kata sifat  (na): 桜は 綺麗な  です / さくらは きれいな はな です(sakura wa kireina hana desu) Sakura adalah bunga yang indah
Warna-warna di dalam Bahasa Jepang masuk kategori kata sifat  (i), karena itu, apabila digunakan akan berakhir dengan huruf  (i).

Pada pemakaiannya pun 2 jenis kata sifat ini akan menjadi sangat berbeda, apabila dimasukkan dalam suatu kata negatif, atau dalam (past tense) akhirannya tidak boleh sama.
Pengunaan dalam bentuk negatifnya Misal kata sifat (i)negatif : akhiran くない(kunai) menggantikan huruf (i) di kata sifat awal. Misal : Kata awal むずかしい(muzukashii),sulit. Bentuk negatif むずかしくない(muzukashikunai),tidaklah sulit. Pengunaan : にほんごはむずかしくないです/日本語は難しくないです (nihongo wa muzukashikunai desu) Bahasa Jepang tidaklah sulit.
Misal kata sifat (na) negatif: akhiran ではありません(dewa arimasen) ditambahkan setelah kata sifat awal dimasukkan. Misal : Kata awal しずか(shizuka),sepi. Awal+bentuk negatif しずかではありません(shizuka dewa arimasen), tidaklah sepi. Pengunaan : あのこうえんはしずかではありません(ano koen ha shizuka dewa arimasen) taman itu tidaklah sepi.

Pengunaan dalam (past tense) TOLONG DIBENARKAN
Misal kata sifat (i) bentuk (past tense): akhiran かった(katta) menggantikan huruf (i) di kata sifat awal. Misal kata sifat (i) past tense DAN negatif: akhiran くなかったmenggantikan huruf (i) di kata sifat awal.

Pengunaan 1: がっこうはたのしかったです/学校はたのしかったです(gakkoo ha tanoshikatta desu),"sekolah telah dinikmati",terjemahan tidak langsung:saya telah berbahagia di sekolah saya
Penggunaan 2: おまつりはよくなかったです/お祭りは 良くなかったです(omatsuri ha yokunakatta desu), hari rayanya (yang telah berlalu) tidak berjalan baik
Penggunaan 3: へやはきれいではありませんでした/部屋は清潔ではありませんでした(heya wa kirei dewa arimasendeshita),kamarnya(yang telah dikunjungi) tidaklah rapih.

Bentuk Sopan
Seperti dalam bahasa Jawa, bahasa Jepang memiliki 3 tingkatan: halus, biasa, kasar. Hal ini sering kali dipakai dalam subyek (orang) nya. Contoh:

Saya = Watakushi (halus)
Aku = Boku (untuk penutur lelaki) atau watashi (untuk lelaki dan perempuan)
"Gua" = Ore
Anda = Anata (halus)
Saudara = Kimi
Kau = Omae
"Lo" = Temee (diucapkan pada orang yang tidak kita suka, tapi bukan musuh)
kau = Kisama (diucapkan pada musuh)
Betuk halus yang seringkali kita dengar, diakhiri oleh -gozaimasu
Bentuk biasa diakhiri dengan -masu atau -desu
Bentuk kasar diakhiri dengan bentuk kamus, juga -da.
Biasanya, makin panjang suatu kalimat dalam bahasa Jepang, makin dianggap sebagai kalimat sopan.

Akhiran nama
Banyak sekali akhiran pada Bahasa Jepang, digunakan untuk menghormati seseorang "menempatkan seseorang pada tempatnya". Digunakan pada akhir nama seperti Tanaka-san, Takashi-sama, dsb
-Sama = Pada orang yang kedudukannya jauh lebih tinggi dari pembicara.
-Dono = Digunakan pada mentri, kepala daerah, bisa juga berarti tuan. secara literally artinya adalah "istana". PM Jepang dipanggil dengan -Dono
-San = paling umum. Diterjemahkan sebagai Mr./Mrs/Ms. dalam Bahasa Inggris.
-Kun = Saudara. Digunakan untuk antar rekan kerja atau anak kecil (biasanya laki-laki), dsb
-Chan = Sayang. Digunakan untuk panggilan pada anak kecil (perempuan)
Selain itu ada yang lain, seperti -tan, -suke, dsb (tidak umum)

Kekerabatan bahasa Jepang
Para pakar bahasa tidak mengetahui secara pasti kekerabatan bahasa Jepang dengan bahasa lain. Ada yang menghubungkannya dengan bahasa Altai, namun ada pula yang menghubungkannya dengan bahasa Austronesia. Selain itu ada pula kemiripan secara tatabahasa dan dalam susunan kalimat serta secara fonetik dengan bahasa Korea meski secara kosakata tidaklah begitu mirip.

Sumber Referensi : "http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jepang"


Huruf Jepang
Kali ini kita akan mempelajari huruf / aksara yang dipakai dalam penulisan Bahasa Jepang. Minasan sudah tahu? Pernah belajar?

Ok, kita mulai, ya. Dalam Bahasa Jepang huruf yang digunakan 4 macam, yaitu Kanji, Hiragana, Katakana dan Romaji (atau ada juga yang menyebutnya Romanji). Lhoh, kok banyak banget ya hurufnya? Hehehe, iya memang dan susahnya keempat-empatnya tuh dipakai semua dalam Bahasa Jepang. 


Ceritanya nih duluuuu sekali, orang Jepang tidak punya karakter tulisan untuk menuliskan Bahasa Jepang. Mereka cuma mengenal cara menggambar yang sangat tidak praktis. Coba bayangkan, kalau misalnya mau nulis “pada jaman dahulu kala, tinggallah seekor singa galak, kejam, bringas -namun sayang kepada teman-temannya- bersama 10 keluarganya di hutan yang sangat lebat”, trus nulisnya pake gambar gimana hayo.... Susah kan ya ^_^


Orang Jepang kemudian berpikir cara yang lebih praktis. Mereka akhirnya berpikir untuk memakai huruf China dan mengirimkan orang-orangnya untuk belajar huruf China.
Huruf China yang mereka pelajari dan kemudian nanti dikenal dengan nama Kanji ini, tidak serta merta langsung digunakan dalam Bahasa Jepang. Ini nih yang agak perlu pemahaman. Orang Jepang cuma mengambil karakter huruf-nya saja, tidak mengambil bunyinya (ada sedikit ding). Makanya kalau ada huruf 
yang artinya “orang/manusia” orang Jepang membacanya “hito” atau “nin” atau “jin” sementara orang China (kalo ga salah ni) membacanya “ren”. Walaupun pada akhirnya nanti ada beberapa cara baca China yang juga diadopsi ke Bahasa Jepang.

Itulah kenapa pembelajar Bahasa Jepang yang berasal dari negara yang menggunakan huruf Kanji, misalnya China, Korea, Taiwan dsb akan lebih cepat menguasai Bahasa Jepang. Alasannya selain artinya yang masih kebanyakan sama atau mirip, bunyi atau cara bacanya pun kadang-kadang juga masih mirip (makanya dulu ada siswa saya yang keturunan China yang hampir mengalahkan saya pas urusan cara nulis Kanji, tapi kalo cara bacanya dsb, masih pinter senseinya dong, hehehehe).
Itulah, huruf Kanji akhirnya digunakan dalam Bahasa Jepang. (cerita di atas itu ‘katanya’ lho, ya, soalnya pas kejadian saya belum lahir, jadi ga tau bener ato tidaknya^^ nanti saya cek lagi ke beberapa buku lainnya, hehehe)


Sekarang kita bahas satu per satu ya.
Yang pertama, Kanji. “Kan” artinya “China”, “Ji” artinya “Huruf”, jadi kanji asal katanya berarti huruf China (makanya jangan pakai embel2 kata “huruf “ lagi ya, ‘HURUF Kanji’ itu cara penyebutan yang salah, yang betul KANJI saja).
Kanji ada yang cuma terdiri dari 1 coretan (kanji 1 atau ichi misalnya) ada juga yang sampai satu huruf terdiri dari lebih dari 32 coretan (hhuuaww....)


Tiap kanji biasanya sudah berdiri sendiri dan punya cara baca serta arti sendiri-sendiri, tapi jangan heran kalau ada juga sebuah Kanji yang punya tiga, empat atau mungkin lebih dari lima cara baca. Ini tidak sulit kok! Tidak seperti kelihatannya. Bahkan kalau sudah belajar nanti belajar Kanji jadi salah satu hal menarik ketika kita belajar Bahasa Jepang. Kanji tuh keren loh, ga susah lagi. Lain kali kita akan bahas lebih lanjut tentang Kanji ya...


Kembali ke pembahasan tentang huruf Jepang. Huruf kedua adalah Hiragana. Hiragana merupakan penyederhanaan dari Kanji. Untuk beberapa alasan orang Jepang merasa Kanji tidak begitu praktis untuk digunakan dalam beberapa kesempatan, makanya mereka menyederhanakan Kanji menjadi Hiragana. 


Tidak seperti Kanji yang tiap huruf punya arti, Hiragana lebih mirip Aksara Jawa kita. Hurufnya berbunyi menurut baris A I U E O, KA KI KU KE KO, SA SHI SU SE SO, dst. (untuk lebih jelasnya lihat bagian 2 pelajaran mengenal Hiragana).


Hiragana terdiri dari 46 huruf / karakter utama. Selain itu cuma turunan dari karakter utama yang bisa dipelajari perubahannya. Jika huruf di baris KA, SA, TA, dan BA diberi tenten (dibaca: tengteng) atau chonchon (chongchong) yaitu dua garis kecil di kanan atas yang mirip tanda kutip, maka bunyi huruf tersebut menjadi lebih berat. KA menjadi GA, SA menjadi ZA dsb. Ada 20 huruf seperti ini, dan dinamakan karakter dakuon.


Jika pada baris BA, tenten-nya diganti dengan maru (lingkaran) maka suara menjadi lebih berat lagi, PA PI PU PE PO dsb. (lihat gambar tentang hiragana di artikel bagian 2).
Selain huruf di atas, ada satu jenis karakter lagi yang diperoleh dengan menggabungkan huruf-huruf yang berbunyi akhiran I ditambah YA, YU, atau YO kecil. Karakter Hiragana ini dinamakan karakter Yoon.


Yang perlu diperhatikan ketika kita mengetikkan Hiragana di komputer adalah huruf CHI yang diberi tenten bisa muncul jika kita mengetikkan DI, TSU tenten muncul jika kita mengetikkan DU, WO (partikel O) muncul jika kita ngetikkan WO, dan N muncul jika kita mengetikkan NN.


Untuk fungsinya, Hiragana digunakan penuh oleh mereka yang baru belajar Bahasa Jepang dan belum belajar Kanji. Hiragana juga dipakai di atas Kanji (disebut okurigana) untuk menunjukkan cara baca Kanji tersebut. Partikel-partikel dan kata-kata asli Bahasa Jepang bisa dengan bebas kita tulis menggunakan Hiragana, dsb. Begituu...


Itu Hiragana ya..... Terus selain Kanji dan Hiragana, ada juga Katakana. 

Katakana ini sekarang dipakai untuk menuliskan kata-kata serapan dari bahasa asing, nama-nama orang asing, nama-nama spesies walaupun aslinya menggunakan Bahasa Jepang, kata-kata asli Bahasa Jepang yang berkonotasi negative, dan kata-kata yang mendapatkan penekanan dalam suatu kalimat.
Cara dan aturan penulisannya mirip dengan Hiragana (lihat bagian pelajaran Mengenal Katakana).


Satu huruf lagi adalah Romaji atau juga ada yang menyebut Romanji. “Roma” adalah nama “Kota Roma” di Italia. Yang dimaksud Romaji adalah huruf yang terdiri dari alphabet A sampai Z yang setiap hari kita gunakan. Kalau cara nulisnya ga perlu belajar kan ya. Orang Jepang kadang-kadang menggunakan Romaji di kesempatan dia tidak bisa memakai karakter Bahasa Jepang, misalnya pas ngirim sms atau e-mail pakai HP ataw komputer Indonesia yang ga ada Japanese Character-nya. Di tempat2 umum di Jepang, kadang2 penunjuk jalan atau arah juga disediakan versi Romaji-nya untuk memudahkan orang asing. 


Yang mungkin diperhatikan adalah ada beberapa orang Jepang yang versi tulisan Romaji-nya berbeda walaupun cara baca atau pelafalannya sama. Lengkapnya lihat table di bawah ya. Ada beberapa cara penulisan (romanisasi) yang berbeda, tetapi cara bacanya tetep sama.


Romaji versi I Romaji versi II Pelafalan
SHI SI SHI
CHI TI CHI
TSU TU TSU
WA HA WA (untuk partikel)
FU FU / HU FU
E HE E (untuk partikel)
RA / RI / RU / RE / RO LA / LI / LU / LE / LO RA / RI / RU / RE / RO
O WO O (untuk partikel)
JI DI JI (untuk CHI tenten)
ZU DU ZU (untuk TSU tenten)
SHA / SHU / SHO SYA / SYU / SYO SHA / SHU / SHO
CHA / CHU / SHO CYA / CYU / CYO CHA / CHU / CHO
JA / JU / JO JYA / JYU / JYO JA / JU / JO (dari SHI)
JA / JU / JO DYA / DYU / DYO JA / JU / JO (dari CHI)
OU OO / OU OO (bunyi O panjang)
TI THI TI (katakana)
TU TOLU TU (katakana)

Jadi, itsumo bisa juga ditulis itumo, tsuzukimasu bisa ditulis tsudukimasu, ja mata ashita bisa ditulis jya mata asita dsb.


 Kali ini kita akan belajar cara penulisan Hiragana terlebih dahulu.
Sebenernya untuk menuliskan huruf per huruf itu ada urutannya. Nulis huruf A misalnya, dimulai dari mana dulu, coretan pertama mana, kedua dst. 


Untuk menuliskan kata, kita cukup menggabungkan huruf per huruf. Misal, WATASHI bisa ditulis dengan menggabungkan huruf WA + TA + SHI. Oh iya, untuk penulisan Bahasa Jepang sebenernya tidak pernah ada spasi, tapi untuk tahap belajar, biasanya ada buku yang menggunakan spasi antar tiap kata atau menggunakan spasi setelah partikel.


Yang perlu diperhatikan lagi adalah, di dalam Bahasa Jepang ada konsonan rangkap dan vocal panjang. Ini penting karena beda panjang pendek dan rangkap tidaknya konsonan suatu kata bisa mengubah artinya.


Untuk konsonan rangkap bisa kita tulis dengan menyisipkan huruf TSU kecil. Misalnya, kata KEKKOU ditulis dengan huruf KE + TSU kecil + KO + U (besar huruf TSU kecil –dan huruf kecil YA YU YO atau yang lain– yang paling ideal adalah: tinggi setengah dari huruf besar, jadi ukurannya cuma seperempat huruf besar.


Aturan konsonan rangkap di atas tidak berlaku untuk NN dobel karena dalam Hiragana ada huruf N (dibaca NG), jadi MINNA ditulis MI + N + NA.
Kemudian untuk vocal panjang ada beberapa macam cara penulisan.
Vokal panjang A AA ditulis dengan menambah huruf A
Vokal panjang I II ditulis dengan menambah huruf I
Vokal panjang U UU ditulis dengan menambah huruf U
Vokal panjang E EE / EI ditulis dengan menambah huruf E atau I
Vokal panjang O OO / OU ditulis dengan menambah huruf O atau U
Contohnya kata SENSEI (:guru), sukukata SE yang belakang panjang, bunyi SE panjang-nya diperoleh dengan menambahkan huruf I. Lalu kata ONEESAN (:kakak cewek, untuk orang lain), bunyi NE-nya dipanjangkan dengan menambah huruf E dibelakang NE.


Tapi yang perlu diperhatikan adalah, untuk masing-masing kata sudah ditentukan cara menulis vocal panjangnya. Misalnya GAKKOU (: sekolah), walaupun ada yang menulis Romaji-nya dengan GAKKOO, tapi tetap saja penulisannya menggunakan GA + TSU kecil + KO + U, U tersebut tidak bisa diganti O walaupun akan sama-sama berbunyi KO panjang. Itu yang perlu hati-hati ya.
Kalau per kata sudah, sekarang kita mulai menulis kalimat. (untuk struktur dan cara penyusunan kalimat, silakan lihat di artikel yang terdahulu).


Intinya untuk penulisan dalam kalimat, tinggal menggabung-gabungkan kata-kata saja. Untuk spasi bisa beri bisa juga tidak (untuk tahap pemula lebih baik diberi spasi tiap kata, agar lebih mudah membacanya). Yang perlu diperhatikan adalah setiap akhir kalimat harus diberi titik / maru (lihat contoh). Kemudian untuk partikel WA, partikel E dan partikel O ditulis dengan menggunakan huruf HA, HE dan WO.


Source : http://tadotsugakuen.blogspot.com



日常挨拶と表現 NICHIJOU AISATSU TO HYOUGEN.
Salam dan ungkapan sehari-hari.

Bahasa Jepang memiliki banyak ungkapan –termasuk salam– yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa di antaranya. Walaupun lazimnya salam tidak pernah / jarang ditulis menggunakan kanji, sebagai referensi saya cantumkan kanji asal dari masing-masing untuk sekedar menambah pengetahuan kita.

有難う御座います– Arigatou Gozaimasu – Terimakasih

Secara gramatik berarti “sulit (bagi saya) untuk menerima (kebaikan dari anda)”. Di ucapkan ketika orang lain telah membantu / memberikan sesuatu kepada kita.

Ungkapan terima kasih ini mempunyai berbagai macam varian.

Kita bisa menambahkan kata 
どうも– Doumo di depannya, yang bisa diartikan “Sangat/Sekali” どうも ありがとう ございます.

Kita-pun dapat juga mengubahnya menjadi bentuk lampau, ketika bantuan / sesuatu dari orang lain telah kita terima 
ありがとう ございました.

Dapat juga kita pakai dengan cara memenggal, dan mengambil salah satu katanya saja 
どうもatau ありがとう saja, yang sudah berarti “Terimakasih” namun merupakan ungkapan tidak formal / ungkapan plain.

Di kalangan remaja, ada kata 
サンキュー – Sankyuu yang diserap dari kata bahasa Inggris ”Thankyou”. Bahasa Slank ini kadang ditulis dengan angka 39 (angka 3 dalam bahasa jepang dibaca “san” dan angka 9 dibaca “kyuu”), bahasa sms nee… hehehe ^o^

Di daerah Oosaka, ada juga dialek daerah
おおきに yang kadang dipadukan menjadi おおきに どうも yang juga berarti “Terimakasih.



頂ます | 戴きます – Itadakimasu – Ucapan ketika akan mulai makan / minum

Secara gramatik berarti “Saya menerima”. Ucapan “Itadakimasu” mengandung makna rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang telah berjasa, sehingga seseorang dapat menyantap suatu makanan / kadang termasuk minuman. Dalam bahasa Indonesia (termasuk dalam Dorama dan Anime) kata “Itadakimasu” sering diartikan menjadi “Selamat makan” atau “Saya makan”.

ごちそうさまでした – Gochisousama deshita – Ucapan ketika selesai makan / minum

Kata 
ごちそう berarti “Hidangan yang lezat”. Gochisousama deshita diucapkan untuk berterimakasih kepada semua yang telah berjasa menyediakan makanan untuk kita. Kadang diartikan menjadi “Saya selesai makan” atau “Terimakasih atas makanannya”.

Ketika diajak pergi makan oleh orang lain, orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan gochisousama deshita berulang-ulang. Pertama ketika dia baru saja selesai makan. Kedua ketika mereka pulang dan akan berpisah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dan ketiga, adalah ketika mereka bertemu lagi keesokan harinya, atau beberapa hari setelah itu.

Hal tersebut adalah hal yang lazim, dan dianggap sebagai sebuah sopan santu.

行って来ます – Ittekimasu – Saya berangkat

Arti yang lebih tepat sesuai dengan asal kata-nya adalah “Saya pergi dan akan kembali lagi”. Diucapkan oleh seseorang yang akan berangkat meninggalkan suatu tempat, kemudian dia akan kembali lagi ke tempat itu. Orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan 
いってきますketika mereka pergi dari rumah.

いって(い)らっしゃい – Itte(i)rasshai – Silakan berangkat ^o^

Merupakan jawaban dari 
いってきます. Bunyi “I” di tengah-tengah bisa dihilangkan. Diucapkan kepada orang yang akan pergi dari suatu tempat, dan dia akan kembali lagi (misalnya diucapkan ke anak yang akan berangkat ke sekolah)

Yang perlu diketahui adalah, dalam kehidupan sehari-hari, bisa juga kedua ungkapan di atas dibalik, seseorang yang berada di rumah lebih dulu mengucapkan
いってらっしゃい dan orang yang akan pergi baru mengucapkanいってきます. Bukan sebuah contoh percakapan formal, tapi patut untuk diketahui.

Coba anda lihat penggunaan lainnya pada contoh di bawah ini:
ヤマピ: ともこちゃん、いま から いっしょに えいがかん に いかない?
ともこ: ええ? じゃ、いってらっしゃい。。。

Yamapi : Tomoko-sayang… abis ini ke bioskop bareng2 yuk?
Tomoko : Hh? Oke kalo gitu.... selamat jalan… :P

Di percakapan itu “Itterasshai” dipakai oleh Tomoko untuk menolak ajakan Yamapi secara kasar dan dengan unsure bercanda. “Itterasshai” disitu bisa diartikan, “berangkat sendiri sono gih, aku disini aja ga ikutan ^o^””. Hehehe.

いらっしゃいませ – Irasshaimase – Selamat datang

Merupakan kata yang sering dipakai oleh pelayan toko untuk memberi sambutan kepada para costumer-nya. Irasshaimase hampir tidak pernah dipakai di kantor-kantor pelayanan umum, bank, kantor pos, juga oleh pribadi ketika menyambut seseorang. Ungkapan lain yang juga berarti “Selamat datang" adalah 
いらっしゃいIrasshai dan ようこそYoukoso.

ただいま – Tadaima – Saya kembali

Sering juga diartikan “Saya pulang”. Diucapkan ketika kita kembali dari suatu tempat.

お帰りなさい – Okaerinasai – Selamat datang kembali

Merupakan jawaban dari Tadaima. Berasal dari kata 
かえり yang berarti pulang, dan なさい yang berarti silakan.

Shinchan (Nohara Shinosuke di Crayon Shinchan) selalu terbalik mengucapkan kedua salam ini. Dia selalu mengucapkan Okaerinasai ketika dia pulang, bukan Tadaima ^o^

お元気ですか – Ogenki desuka – Apa kabar?

Dipakai untuk menanyakan keadaan orang lain. Kita bisa menjawabnya dengan 
はい、元気ですHai, genki desu – Iya, sehat. Atau はい、お蔭様で Hai, okagesama de – Iya, berkat doa anda (saya baik-baik saja).
お先に – Osakini – Diucapkan ketika pergi terlebih dahulu
Lengkapnya adalahお先に失礼します Osakini shitsureishimasu. Berarti “Saya pergi duluan”. Dalam situasi di kelas misalnya, ketika kita ingin pulang terlebih dahulu, sementara teman-teman yang lain masih berada di dalam kelas, kita mengucapkan Osakini shitsureishimasu. Orang yang kita tinggalkan menjawabnya dengan お先にどうぞ osakini douzo yang berarti “Silakan duluan”.

お疲れ様でした – Otsukaresama deshita – Terimakasih telah bersusah payah
Biasa juga diartikan “Terimakasih atas kerjasamanya”. Otsukaresama deshita diucapkan untuk situasi dimana beberapa orang telah selesai melakukan suatu pekerjaan / hal secara bersama-sama. Di dalam kelas, di dalam sebuah acara, ketika akan pulang dari tempat kerja dsb. Lazim juga diucapkan dengan dipenggal おつかれさま おつかれさん atau おつかれ saja. Bentuk lain yang artinya sama, tapi bentuknya lebih tidak sopan adalahご苦労様でした Gokurousama deshita.

じゃ、また あした – Ja, mata ashita – Sampai jumpa besok
Ashita berarti “Besok”. Kata Ashita disitu bisa diganti dengan kata-kata lain seperti あとで “Sebentar lagi”, らいしゅう “Minggu depan”, らいげつ “Bulan depan”, dst. Bentuk yang lebih formal adalahでは、また Dewa, mata. Sedangkan bentuk yang tidak formal antara lain じゃ ね Ja ne, atau じゃ、また ね Ja, mata ne, serta ほんじゃ Honjya (logat Kansai/Osaka).

お邪魔します – Ojyama shimasu – Permisi
Jama berarti “Gangguan” sehingga Ojamashimasu bisa diartikan “Saya mengganggu”. Dipakai ketika akan masuk ke kamar / rumah orang lain, atau juga sekedar basa-basi ketika akan meminta bantuan.

ご免ください – Gomen kudasai – Permisi
Diucapkan ketika kita akan bertamu ke rumah seseorang. Bisa juga sebagai pengganti mengetuk pintu.

お世話になります – Osewani narimasu – Telah merepotkan
“Saya telah merepotkan anda”. Merupakan ungkapan yang diucapkan ketika kita merasa telah membuat orang lain repot karena kita.

お願いします – Onegai shimasu – Tolong
Merupakan permohonan ketika kita ingin meminta pertolongan kepada orang lain. “Mohon bantuannya” “Mohon kerjasamanya”. Ada juga kata よろしく yang artinya juga sama seperti Onegaishimasu. Kadang keduanya digabung menjadi よろしくおねがいします Yoroshiku onegaishimasu, atau yang lebih sopan lagiよろしくおねがいいたします Yoroshiku onegaiitashimasu.
Artinya akan sama sekali berbeda ketika kita menambahkan kataどうぞ di depannya

はじめまして – Hajimemashite – Salam kenal

Diucapkan ketika mengawali perkenal saat kita bertemu pertama kali dengan seseorang. Dalam bahasa Inggris sama artinya dengan “How do you do”.


どうぞよろしくお願いします – Douzo yoroshiku onegai shimasu – Terimalah perkenalan dari saya
Walaupun maknanya mirip dengan よろしくおねがいします, tapi ungkapan ini dipakai ketika kita mengakhiri saja. Lebih umum disingkat menjadi どうぞよろしく saja. Jawaban untuk kalimat ini adalahこちらこそ よろしくおねがいします “Senang juga berkenalan dengan anda, mulai sekarang, sayapun akan membutuhkan bantuan dari anda”.

お早うございます – Ohayou gozaimasu – Selamat pagi
Walaupun tidak mengandung kata yang dalam bahasa Jepang berarti “Pagi”, tapi kata inilah yang diucapkan ketika kita pertama kali bertemu seseorang suatu hari. Untuk teman akrab atau orang yang kedudukannya di bawah kita, kita bisa mengucapkan お早う Ohayou.
お早うございます diucapkan sejak dini hari, sampai sekitar jam 11 pagi. Namun ada juga teman saya orang Jepang yang mengucapkan ohayou gozaimasu jam 2 siang, karena kami baru mau mulai kuliah dan baru saja bertemu hari itu ^O^
今日は – Konnichiwa – Selamat siang
Konnichi berarti “Hari ini”. Konnichiwa diucapkan mulai tengah hari, sampai matahari tenggelam. Yang perlu diingat, salam seperti Ohayou gozaimasu, Konnichiwa dan Konbanwa hanya dapat kita ucapkan ke seseorang satu kali dalam sehari. Lebih dari itu, jika kita bertemu lagi dengan orang yang sama dan ingin mengucapkan salam, kita bisa pake “Doumo” sambil menganggukkan kepala sedikit.
今晩は – Konbanwa – Selamat malam
Konban berarti “malam ini”. Dengan menambahkan partikel WA di belakangnya, kata ini berubah menjadi salam, yang diucapkan pada waktu malam hari.
お久しぶりです – Ohisashiburi desu – Lama tidak bertemu
Sesuai dengan artinya, diucapkan ketika bertemu orang yang kita sudah lama tidak berjumpa dengannya. Bentuk yang lebih kasar adalahしばらくです Shibaraku desu.

おめでとうございます – Omedetou gozaimasu – Selamat 
Selamat. Biasa digabung dengan kata lain seperti 新年おめでとうございます Shinnen omedetou gozaimasu “Selamat tahun baru” ご結婚おめでとうございます Go-kekkon omedetou gozaimasu “Selamat Menikah” 誕生日おめでとうございます Tanjoubi omedetou gozaimasu “Selamat ulang tahun” バランおめでとうございます Rubaran omedetou gozaimasu “Selamat Lebaran” dst.
お休みなさい – Oyasumi nasai – Selamat tidur 
Diucapkan ketika kita berpisah dengan orang lain untuk tidur, atau… berpisah ketika sudah larut malam.


すみません – Sumimasen – Maaf 
Digunakan untuk meminta maaf atas kesalahan kita, atau berterima kasih ketika orang lain melakuka hal yang seharusnya tidak perlu dia lakukan untuk kita. Ada juga yang mengucapkannya dengan すいません. Bentuk biasa dari ungkapan ini adalah ご免なさいGomennasai, atau ごめん Gomen. Kata lain yang artinya mirip adalah しつれいしますShitsureishimasu, yang berarti “Maaf atas kelancangan saya”. 


さようなら – Sayounara – Selamat Tinggal 
Merupakan ucapan ketika akan berpisah untuk jangka waktu yang lama, bahkan mungkin tidak akan bertemu lagi. Merupakan kependekan dari kalimat bahasa Jepang Klasik さようならば おいとまをもうします Sayounaraba oitoma o moushimasu.

もしもし – Moshimoshi – Halo 
Ada cerita yang mengatakan bahwa, kata ini dipakai karena setan tidak bisa mengucapkan kata “moshimoshi”. Ini menandakan bahwa orang yang mengangkat telepon dari kita benar-benar manusia, bukan hantu setan atau sejenisnya.
Terlepas dari benar atau tidaknya, kata ini cuma dipakai untuk pembicaraan di telepon saja.

Hmm… adakah hal baru yang bisa minasan ambil dari artikel ini? Walaupun sekedar salam dan ungkapan sehari-hari, namun tambahan yang saya tuliskan dengan mengambil bahan dari berbagai sumber ini semoga dapat memberi pengetahuan baru bagi kita.

Benkyou ganbatte kudasai ne.
All the best, yohan.

Source :
http://tadotsugakuen.blogspot.com/2007/10/aisatsu-to-nichijou-hyougen-salam-dan.html

0 Response to "Cara Mudah Belajar Bahasa Jepang Untuk Pemula "

Post a Comment